Mencoba Membangun Kebiasaan Baru: Kisah Perjalanan yang Tidak Mudah
Pada suatu pagi di bulan April, saya duduk di meja makan, secangkir kopi di sampingku, dan lembaran kertas berisi catatan untuk ujian teori SIM tergeletak tak jauh. Suasana tenang ini terasa sangat kontras dengan kegelisahan yang melanda pikiranku. Menghadapi ujian untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah langkah besar dalam hidupku; bukan hanya karena itu tentang kebebasan berkendara, tetapi juga tentang bagaimana membangun kebiasaan baru yang lebih positif.
Tantangan Pertama: Mempersiapkan Ujian Teori
Kehidupan sehari-hariku cukup padat dengan pekerjaan dan tanggung jawab lainnya. Namun, saat memutuskan untuk mengambil ujian SIM, saya tahu bahwa fokus dan disiplin adalah kunci. Saya ingat saat pertama kali membaca buku panduan – rasanya seperti membaca bahasa asing. Konsep-konsep seperti batas kecepatan dan aturan lalu lintas menari-nari dalam pikiranku tanpa bisa mengikatnya menjadi satu pemahaman yang jelas.
Setelah beberapa minggu belajar sporadis sambil mencoba menyesuaikan jadwal kuliah malamku dengan sesi belajar singkat, saya menyadari bahwa ada yang perlu diubah. Saya membuat rencana belajar yang lebih terstruktur – satu bab setiap hari pada pukul tujuh pagi sebelum pergi kerja. Ketika alarm berbunyi setiap pagi, ada perdebatan internal: “Ah, bukankah lebih baik tidur sebentar lagi?” Namun tekad itu mengalahkan kemalasan; rasa ingin memiliki SIM memberikan dorongan ekstra.
Dari Teori ke Praktik: Latihan Mengemudi
Setelah berhasil melewati ujian teori dengan sedikit rasa syukur dan banyak ketegangan, tantangan berikutnya muncul: praktik mengemudi. Di sinilah semua teori akan diuji secara nyata. Saya mendaftar untuk sesi latihan mengemudi melalui drivinginstructorsglasgow, berharap mendapatkan instruktur yang sabar. Dan benar saja! Instruktur saya bernama Pak Joko – seorang pengemudi berpengalaman dengan selera humor tinggi.
Hari pertama latihan berada di luar ekspektasi saya; menyalakan mobil terasa sangat sederhana namun sekaligus menakutkan ketika melihat spion kiri-melihat kanan sambil merasakan getaran jantung berdebar-debar ketika mulai melaju ke jalan raya kecil dekat rumahku.
“Ingat,” katanya sambil tersenyum menenangkan, “setiap kesalahan adalah bagian dari proses belajar.” Kalimat itu menggema dalam kepalaku setiap kali saya merasa frustasi saat mendapati diri gagal parkir atau melewatkan lampu merah saat berlatih berhenti tiba-tiba.
Momen-momen Berharga dan Pembelajaran Sejati
Satu hal yang tidak pernah bisa dipersiapkan adalah pengalaman emosional selama proses ini. Pada suatu sore setelah sesi praktikku berakhir dengan penuh tawa (setelah salah belok tiga kali!), kami berhenti sejenak untuk berbincang tentang apa artinya menjadi pengemudi aman dan bertanggung jawab.
“Kebiasaan baik dibentuk melalui pengulangan,” kata Pak Joko sembari memperbaiki posisi kursi agar lebih nyaman bagiku. Mendengar ini membuatku menyadari bahwa bukan hanya soal mempelajari aturan lalu lintas atau teknik menyetir; membangun sikap mental juga penting.
Akhirnya setelah beberapa minggu latihan rutin – hampir selalu dua hingga tiga kali seminggu – semua usaha tersebut terbayar ketika aku berhasil menjalani ujian praktik tanpa masalah besar. Di akhir perjalanan itu, perasaan lega bercampur bangga menghampiriku seperti awan hangat di cuaca dingin; membawa rindu terhadap perjalanan panjang ini bahkan setelah ujian selesai pun rasanya sulit dilupakan.
Kesimpulan: Proses Tak Berujung Dalam Membangun Kebiasaan Baru
Perjalanan ini bukan hanya tentang memperoleh SIM semata; ia menciptakan fondasi bagi kebiasaan baru dalam hidupku—disiplin dalam pembelajaran serta keyakinan akan kemampuan diri sendiri untuk menghadapi tantangan baru.
Menghadapi segala kesulitan saat mempersiapkan ujian teori dan praktik ternyata juga merupakan pelajaran berharga tentang ketekunan dan penerimaan diri. Setiap perjuangan mengajarkan betapa pentingnya memiliki sikap positif terhadap kegagalan serta belajar dari mereka sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran kita sehari-hari.
Akhir kata, jika Anda sedang mencoba membangun kebiasaan baru—apa pun bentuknya—cobalah untuk menikmati proses tersebut meski terkadang tidak mudah dipahami atau dijalani sepenuhnya sesuai harapan!
0 Comments